Selasa, 30 Agustus 2011

LABIL

Begitu jauh rasanya jika melihat teman-temanku, rasanya jarak aku dan mereka masih beberapa kilo di depanku. Salah satu hal yang membuat aku tertinggal jauh dari mereka adalah ketidakstabilanku, oke bisa dbilang sifat labilku. Setiap orang pasti pernah mengalami massa-massa ini, emosi yang tidak stabil, perasaan yang tidak stabil, kesehatan yang tidak stabil dan lain sebagainya. Hmmm murabbiku bilang, kita kurang mendekatkan diri kupada yang Maha Membolak-balikkan hati, memang benar, saat kelabilan itu menyerang, ibadahku jadi agak menurun atau malah sampai tidak sama sekali. Saat itu aku hanya merasa ini (malas beribadah) adalah pelampiasan emosiku, aku akan malas-malasan samapai emosiku mereda, aku akan merasa semua orang harus mengerti keadaanku, semua orang harus melihat wajah “dingin”ku.
Allah berfirman, berangkatlah kamu dalam keadaan berat ataupun ringan...,
Sampai saat ini, aku belajar dan terus belajar, dan aku mendapatkan sedikit pelajaran dari kegiatan sosial yang pernah aku hadiri. Disana aku melihat betapa banyak anak-anak yang ketika berangkat sekolah belum merasakan nikmatnya sarapan pagi, ketika pulang sekolah mereka harus berpanas-panasan berkerja memunguti sampah, dan mereka masih duduk di Sekolah Dasar. Tapi mereka masih bisa tersenyum, mereka tidak menunjukkan jika hati mereka sedang “lelah” dengan semua ini. Lalu bagaimana dengan aku? Apa aku masih pantas menunjukkan semua luapan emosiku? Lihat, mereka masih kecil, sudah diberi “beban” yang begitu berat menurutku.
Tetaplah tersenyum. Karena senyum itu ibadah”. Kata nabi. Seberat apapun keadaan kita, sesulit apapun suasana hati kita, tetaplah tenang, tetaplah lembut. Karena ketenangan dan kelembutan itu datangnya dari Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar