Selasa, 28 Juni 2011

Kita harus GAGAL, untuk mendapatkan kemenangan sejati

Pernahkah terbayangkan kegagalan demi kegagalan yang kamu alami?, pernahkan terbayangkan pahitnya dunia ini ketika apa yang kamu inginkan tidak tercapai? Hampir semua orang pernah mengalaminya. Kawan, sesungguhnya kegagalan itu yang membentuk karakter dan kekuatan kita, karena tanpa kegagalan itu kita akan menjadi pemuda yang lemah dan rapuh.
Mari sejenak  kita pergi ke masa lalu,membayangkan perjuangan sochiro honda (pendiri Honda) yang tidak mudah mendirikan pabrik honda-nya. Alkisah dia membangun pabriknya tidak dengan kemudahan-kemudahan, tapi dengan kesulitan yang bertubi-tubi bahkan teman-temannya menertawakan kegagalannya itu. Tapi dia mencoba bangkit dan terus bangkit walaupun saat itu di Jepang sedang bergejolak perang dan bencana gunung meletus. Tapi dia tidak menyerah walaupun 3 kali pabriknya hancur. Pada akhirnya dia mencoba untuk membuat motor untuk sepeda pancalnya. Sungguh diluar perkiraan, tetangganya tertarik dengan motor tersebut dan banyak yang memesan kepada sochiro honda. Dari situlah awal kebangkitan Sochiro Honda yang pada akhirnya produk-produk buatannya menjadi raja jalanan dimana-mana.
Itulah kawan salah satu perjuangan yang patut dicontoh. Honda mengalami banyak kesulitan dan keterbatasan tapi dia mempunyai jiwa yang kuat sehingga bisa membuatnya terus bangkit. Sesungghnya kemenangan yang sejati itu tidak akan datang jika kita belum mengalami kegagalan. Percayalah jika suatu saat kamu mengalami kegagalan maka kemenangan akan terasa manis. Kita semua mempunyai kesempatan emas untuk menjadi besar dan benar, asalkan kita mau memperjuangkannya.
Sebagai mahasiswa, kita mempunyai tugas yang mulia untuk masyarakat. Di luar sana masyarakat membutuhkan kontribusi kita sebagai pemuda mahasiswa. Di luar sana banyak masalah yang belum ada solusinya. Disini kita akan menjadi seseorang yang akan membangun negeri, apa kita akan diam saja? Apakah kita hanya akan mencela “kegelapan” ini? Sebagai pemuda tentu itu bukanlah sikap kita. Kita harus berusaha “menyalakan lilin” bukan “mencela kegelapan.
Jika kita mengeluhkan kegagalan yang kita alami maka semakin sering pula kita mengalami hal tersebut. Jika kita mengeluhkan tentang kuliah kita. Menjadi seorang yang suka mengeluh mungkin bisa mendapatkan simpati dari teman kita, tetapi tidak akan membuat kita memiliki lebih banyak teman dan tidak akan menyelesaikan mesalah kita, bahkan bisa membuat kita kehilangan teman-teman kita.
Bersyukurlah kepada Tuhan YME dan kamu harus percaya hidupmu akan jauh lebih mudah, karena kamu dapat melihat hal-hal yang selama ini belum pernah kamu lihat sebelumnya. Oleh karena itu, teruslah berjuang untuk hidupmu dan jangan pernah mengeluh.
                By : bimawirawan

Pengaduk besi dan garam

Seorang pemulung berjalan-jalan ditengah tumpukan sampah. Di tengah-tengah sampah tersebut ia menemukan sebuah pengaduk besi yang sudah tua dan berkarat. Sang pemulung kemudian memungut pengaduk besi tersebut dan kemudian meletakkannya di dalam tasnya. Kemudian ia pun berjalan lagi dan di dekat tempat ia menemukan pengaduk besi tadi, ia menemukan sebongkah garam dapur yang sudah sangat kotor. Garam tersebut kemudian ia pungut dan ia masukkan ke dalam tasnya juga. Di dalam tas si pemulung tersebut, garam dan pengaduk besi menjadi akrab. Mereka saling mengenal dan mengasihi satu sama lain, saling berbagi rasa, dan saling sharing tentang perjalanan mereka selama ini.

Sesampainya di rumah, si pemulung mengamplas pengaduk besi yang ia temukan tadi sehingga mengkilap kemudian melumurinya dengan minyak dan meletakkannya di tempat perkakasnya. Sedangkan bongkahan garam dapur yang ia temukan ia bersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel padanya kemudian mencucinya sebentar dan meletakkannya di tempat bumbu dapur.

Pengaduk besi dan garam dapur sangat bersedih hati. Mereka yang sudah akrab merasa dipisahkan oleh si pemulung. Mereka menganggap si pemulung kejam karena telah memisahkan mereka. Dan mereka pun sepakat akan protes kepada si pemulung.

Akhirnya si pemulung mendengar protes kedua benda tersebut. Besi berkata “Tuanku, mengapa engkau memisahkan aku dari garam dapur. Ia sahabat sejatiku.” Garam dapur pun protes serupa : “Tidakkah sangat kejam tuan. Aku menyayangi pengaduk besi sahabatku. Mengapa engkau memisahkan kami ?”

Si pemulung menjawab mereka : “Hei pengaduk besi dan garam dapur. Tidak tahukah kalian bahwa jika kalian bersatu terlalu lama akan merusakkan satu sama lain. Tidak tahukah kalian bahwa garam dapur akan larut oleh uap air dan membentuk air garam. Air garam dapat bereaksi dengan besi dan menimbulkan karat kemudian karat itu akan mengotori kalian semuanya. Aku akan menyatukan kalian lagi saat aku memasak, kemudian aku akan membersihkan kalian lagi.”


Moral cerita:

Kisah garam dapur dan pengaduk besi ini adalah kisah perumpamaan tentang kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita merasa Tuhan sangat kejam kepada kita karena permohonan kita dalam doa tidak terkabul atau mungkin kita ditinggalkan oleh seorang yang kita kasihi. Tetapi ingatlah teman-teman bahwa pikiran kita sangat terbatas. Kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi jika permohonan kita dikabulkan Tuhan. Hanya Tuhan yang mengetahui hal yang terbaik bagi kita.

Repost from  Wilson Novianus Dominggus Mahakena

Selasa, 14 Juni 2011

Islam dan lingkungan hidup


Nabi Muhammad SAW dalam setiap pertempuran melawan kaum kafir senantiasa mengingatkan kepada para sahabat dan pasukannya untuk tidak merusak tata lingkungan hidup atau ekologis setempat. Lebih jelasnya pesan tersebut terdiri dari 3 hal : Pertama, jangan menyakiti wanita dan anak-anak. Kedua, jangan melukai dan membunuh orang-orang Quraisy yang sudah menyerah serta tak berdaya. Ketiga, jangan menebang pohon dan membunuh binatang di daerah penaklukan. Perhatian Nabi Muhammad SAW terhadap lingkungan hidup terlihat jelas pada bunyi pesan yang ketiga. Dari sini nabi Muhammad melihat kelestarian lingkungan dan ekosistem merupakan aspek yang penting untuk menjaga kelestarian hidup ma nusia. Selain itu lingkungan yang baik akan memberikan dampak positif pada sosio kultural masyarakat setempat.
Tapi seiring waktu berlalu dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan dan papan, kelestarian lingkungan lambat laun tidak diperhatikan. Bahkan yang terjadi sebaliknya, yaitu perusakan lingkungan hidup dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan terjadinya bencana alam yang menelan korban jiwa tidak sedikit. Pun tingkat kesadaran umat islam tentang kelestarian lingkungan hidup masih tertinggal jauh dibanding umat non muslim khususnya di benua eropa. Bisa kita buktikan lewat kelompok-kelompok pejuang lingkungan hidup banyak didominasi oleh orang-orang yang tidak pernah mengenyam dalil-dalil kitab suci Al Qur’an dan sunah mengenai pentingnya melestarikan lingkungan. Sebut saja seperti kelompok Green peace dengan aksinya yang terbilang berani sekedar untuk mengingatkan kepada manusia tentang pentingnya konservasi dan kelestarian lingkungan hidup.
Ini kenyataan yang sungguh ironis terjadi pada kaum muslimin, terlebih lagi agama Islam tidak semata terdiri dari kegiatan ritual, melainkan juga berupa tanggung jawab terhadap dunia, melampaui batas keagamaan. Dalam hubungan ini, setiap orang harus melakukan segala upaya untuk menjaga kesinambungan antara dirinya dengan alamnya.
Sesungguhnya keterpurukan umat islam yang sering dilanda berbagai bencana alam disebabkan oleh problem moralitas masyarakat yang belum menegaskan identitas diri sebagai umat pelestari lingkungan hidup. Untuk itu, umat islam pertama-tama harus mengetahui dahulu hubungan antara agama dan lingkungan. Dengan mengidentifikasi diri pada tema lingkungan hidup maka setiap pribadi umat akan mampu merefleksikan gaya hidup serta kebiasaan sehari-harinya guna memperhatikan kelestarian lingkungan setempat. Sehingga melestarikan alam menjadi kegiatan yang bersifat spiritual, terlepas dari segala tren yang ada. Dengan begitu gerakan melestarikan lingkungan hidup selangkah lebih maju dan apa yang menjadi spirit islam sebagai “rahmat sekalian alam benar-benar terwujud melalui refleksi sikap dan tingkah laku setiap individu-individu umat islam. Amin
Oleh : Khoirul Fata ( kru Qommunity Radio Kairo )

Pertama dan Yang Utama

Assalamualikum.

Selamat Datang Di Dunia saya. Tempat dimana saya bisa melakukan apapun.
Semoga bermanfaat.
Salam