Senin, 22 Agustus 2011

Semua ada waktunya, termasuk berhenti sejenak


Seorang guru telah mengajarkanku tentang arti sebuah perjuangan. Dalam setahun ini aku salah mengartikan apa arti perjuangan itu, bagaimana perjuangan itu, dan sampai kapan perjuangan itu dilakukan. Aku hanya berambisi tanpa melihat seberapa besar tenaga yang ku punya.
Kamu mempunyai potensi, tapi potensi yang kamu miliki akan kamu gunakan pada waktunya nanti, semua ada waktunya”,begitu kata beliau. Kamu terlalu memaksakan diri. Seseorang itu mempunyai batas tenaga dan jika dia menggunakan tenaganya melebihi kapasitas yang dia miliki, itu namanya memaksakan diri atau berlebih –lebihan.”sambungnya. Dalam islam, sesuatu yang berlebih-lebihan itu dilarang, ibadah yang berlebih-lebihan pun dilarang dalam islam.
“lalu, jawabku,”apakah kita perlu istirahat dengan waktu yang aku punya ini, karena mungkin dengan apa yang aku lakukan dulu, aku telah ketinggalan kereta dan aku harus mengejarnya dengan berlari.”
Sekarang saya tanya, siapa yang menilai dirimu?”,tanya beliau,
“aku?”.jawabku dengan ragu.
“bukan, yang menilai adalah Allah. DIA akan memberikan menilai seberapa maksimal kebaikan yang bisa kau lakukan dengan kemampuan yang kamu miliki.”jawab beliau, “ingat nggak, ada sebuah kisah tentang seorang pembunuh yang telah membunuh 99 orang, dan pembunuh itu mendatangi seorang Biara, dia bertanya”apa dosa-dosa saya (membunuh 99 orang) bisa diampuni?”. Biara itu menjawab dengan sinis,”tentu saja tidak”, lalu pembunuh itu membunuh Biara tersebut. Kemudian pembunuh itu mendatangi seorang yang Shalih, dia bertanya “aku sudah membunuh 100 orang, apakah dosaku bisa terampuni?”, orang shalih itu menjawab”jika kau bersungguh-sungguh dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, Insyaallah dosamu terampuni.”
Lalu bagaimana caranya?”, tanya pembunuh itu.
“pergilah ke desa seberang, dan carilah seseorang disana untuk mengajarimu”,jawabnya,
Kemudian pembunuh itu pun pergi ke desa seberang, tapi ditengah perjalanannya, dia meninggal dunia, dan malaikat maut yang saat itu membawanya, bingung, pemuda ini akan dimasukkan ke neraka  atau ke surga. Kemudian Allah menyuruh para malaikat untuk menghitung jarak dari desa yang dituju dan desa yang ditinggalkan. Ternyata jaraknya lebih sejengkal ke desa yang ia tuju, dan akhirnya pemuda itu pun masuk surga.
Penilaian itu bukan dari kita, tapi dari Allah, kita hanya perlu berusaha sebaik yang kita mampu. Dan satu lagi dalam keberjalanannya kita perlu berhenti sejenak, dalam hal ini bisa dikatakan istirahat (tidur,merapikan, menata dll), kenapa perlu? Karena itu bagian dari ikhtiar kita kepada Allah. Para sahabat dulu disarankan untuk tidur siang, karena untuk persiapan shalat malam nanti, agar tidak terlalu lelah. Kita boleh berusaha tapi kita tidak boleh melupakan amalan-amalan yang harus kita capai agar kita tetap mendapat petunjuk dari Allah.
Jangan hidup seperti lilin, karena dia menerangi lingkunngan di sekitarnya tapi dirinya sendiri habis meleleh.

Terima kasih, bimbinganmu sungguh luar biasa. 

2 komentar: